Siapakah Allah ???
Pertanyaan ini yabg selalu menggangguku ketika masih kecil . Ketika itu aku masih berusia lima tahun.
Saat ramadhan menjelang, Ayah selalu mengajaku sholat tarawih di masjid.Dengan berbekal surat Al-Fatihah yang tak ku ketahui artinya, pakaian sholat ala kadarnya beserta sarung kecil satu-satunya yang aku miliki,
Sholat adalah perujuangan yang sangat melelahkan bagiku. Aku bisa tenang saat imam membaca surat Al-Fatihah, namun jadi bingung setelahnya, Bacaan surah pendek yang selalu berganti-ganti. Tak kalah sibuk aku berusaha keras menyelamatkan i'tidal,ruku, dan sujud. 'kok cepet banget sih ' batinku, ' beda dengan sholat ayah;
ketika perjuangan itu usai aku menghambur keluar untuk pulang, berlari-lari kecil disamping kakak yang setia menemaniku. Pada saat itulah aku memandang langit.
Aku begitu terkesan melihat taburan bintang diangkasa malamberikut sinar rembulan yang redup indah. Suasanna malam yang menyenangkan...
Saat pagi menyingsing, cahaya mentari pun tak kalah menarik bagiku .Kicau burubg , Semilir angin, awan putih, langit biru dan pelangi,,, yang kunamakan tangga bidadari berwarna-warni; teramat memukau penglihatanku,,
^ALLAH^
Nama itu semakin kuat menyusup dihatiku, Ibu selalu mengaitkan semua hal untuk mengenalkan diriku pada Allah, saat aku bertanya tentang langit yang terbentang indah, matahari yang bersinar gagah, gunung yang menjulang tinggi, aku mampu menjawabnya. " ITU ADALAH CIPTAAN ALLAH "
Lantas aku mulai bertanya tentang diriku sendiri. Tangan , mata, kakiku,,, dan aku pun masih bisa menjawab. "AKU ADALAH CIPTAAN ALLAH" , tetapi, siapa yang menciptakan ALLAH ??? Tanyaku kemudian, Tubuh kecil ini bergetar, jantungku berdetak kencang.
Perlahan kupejamkan mata sambil mengucap Nama-Nya.
"ALLAH... ALLAH... ALLAH... " Siapakah ALLAH ??? Di mana ALLAH ?? Ingin sekali aku melihat-Nya"
Terus menerus aku bertanya seperti itu, sementara jiwa ini seperti melayang pergi berkelana ke langit lepas. Aku melihat begitu banyak cahaya dan tak sanggup lagi melanjutkan perjalanan itu. Cahaya itu begitu menyilaukan.
Dengan tubuh lunglai aku mencoba membuka mata , tubuh itu menggigil hebat. Yang kurasakan adalah ketakutan yang luar biasa, hampir-hampir tak mampu menguasai diri, Jika bukan karena kuasa ALLAH, niscaya aku sudah gila.
Perlahan aku mulai mengenal ALLAH , mulai merasakan kasih sayang-Nya , Ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Karena itulah , setelah mengenal ALLAH dan merasakan kasih sayang-Nya timbul rasa cinta dihatiku..
Ya, kini aku tak pernah lagi pusing memikirkan segala sesuatu mengenai kiasan diri-Nya, Wujud, kodrat ilmu dan seluruh sifat-Nya dapat kusaksikan dengan segenap indra baik lahir maupun batin tanpa perlu menyaksikan bagaimana Dzat ALLAH sesungguhnya. Manusia tak punya ilmu sedikitpun tentang itu, sebab ilmu manusia hanyalah sebatas yang DIA beri saja.
Seperti yang dikatakan Almarhum buya hamkadalam tafsirnya Al-Azhar, " Kehidupan yang kujalanin ini laksana berlayar diatas kapal pesiar mengelilingi samudra-Mu nan luas. Terasa indah bagiku ombak yang bergulung-gulung itu dan tak kalah tak kalah takjubku akan permadani biru yang terbentang diangkasa raya-Mu, semakin menambah kenikmatan pelayaran yang aku jalani, Namun, keindahan yang kurasakan itu hanyalah sebatas kapal , amat terbatas. Tak perlu aku meompat ke lautan untuk merasakan lezatnya kedalaman laut karena Hamba-Mu ini sadar tak akan pernah bisa !!! Jika hamba nekat melakukanya, diri ini aka celaka , musnah dan binasa !!
Rasulullah SAW, bersabda , " Berpikirlah mengenai makhluk ALLAH dan jangan berpikir mengenai Dzat ALLAH, sebab kamu semua tentu tidak dapt mencapai kadar perkiraanya". (HR.Muslim)
Perlahan aku mulai mengenal ALLAH , mulai merasakan kasih sayang-Nya , Ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Karena itulah , setelah mengenal ALLAH dan merasakan kasih sayang-Nya timbul rasa cinta dihatiku..
Ya, kini aku tak pernah lagi pusing memikirkan segala sesuatu mengenai kiasan diri-Nya, Wujud, kodrat ilmu dan seluruh sifat-Nya dapat kusaksikan dengan segenap indra baik lahir maupun batin tanpa perlu menyaksikan bagaimana Dzat ALLAH sesungguhnya. Manusia tak punya ilmu sedikitpun tentang itu, sebab ilmu manusia hanyalah sebatas yang DIA beri saja.
Seperti yang dikatakan Almarhum buya hamkadalam tafsirnya Al-Azhar, " Kehidupan yang kujalanin ini laksana berlayar diatas kapal pesiar mengelilingi samudra-Mu nan luas. Terasa indah bagiku ombak yang bergulung-gulung itu dan tak kalah tak kalah takjubku akan permadani biru yang terbentang diangkasa raya-Mu, semakin menambah kenikmatan pelayaran yang aku jalani, Namun, keindahan yang kurasakan itu hanyalah sebatas kapal , amat terbatas. Tak perlu aku meompat ke lautan untuk merasakan lezatnya kedalaman laut karena Hamba-Mu ini sadar tak akan pernah bisa !!! Jika hamba nekat melakukanya, diri ini aka celaka , musnah dan binasa !!
Rasulullah SAW, bersabda , " Berpikirlah mengenai makhluk ALLAH dan jangan berpikir mengenai Dzat ALLAH, sebab kamu semua tentu tidak dapt mencapai kadar perkiraanya". (HR.Muslim)